
GUYUBAN SEBAGAI TRADISI TURUN TEMURUN DI DESA PASIR



GUYUBAN SEBAGAI TRADISI TURUN TEMURUN DI DESA PASIR
Masyarakat Desa Pasir, Ayah, Kebumen memiliki tradisi turun temurun yang diadakan setahun sekali setelah masa panan padi dimusim rendeng. Tradisi ini biasa disebut Guyuban atau Merdi Bumi yang biasanya diadakan pada bulan April-Mei, sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panan yang melimpah.
Tradisi ini berlangsung selama dua hari, yakni sejak jumat manis dan selesai di sabtu malam. Acara dimulai dengan penyembelihan kerbau jantan pada jumat siang setelah jumatan yang kemudian dagingnya langsung dibagikan ke masyarakat.
Dilanjukan acara inti di hari sabtu selepas dzuhur yaitu arak arakan yag diikuti oleh pemuda dan anak-anak yang disebut bocah angon dengan mengarak tali dadung hewan ternak beserta sesaji dari balai desa menuju pantai untuk melaru sesaji ke laut. Setelah itu dilanjutkan kenduri dan pementasan kuda lumping serta keseian tayuban.
Di malam harinya setelah waktu maghrib tiba warga datang ke Balai Desa dengan membawa tenong yang berisi berbagai aneka jajanan tradisional dan nasi beserta lauk pauknya. Tidak hanya dimakan sendiri makanan yang diawa ditukar dengan warga lainnya. Setelah acara kenduri selesai dilanjutkan dengan kesenian tradisinal tayuban.
Warga sangat menantikan tradisi yang hanya ada setahun sekali ini apalagi seelumnya sempat terhalang puasa yang membuatnya diundur. Antusiasme tidak hanya oleh warga desa pasir, warga lain desa pun banyak yang turut memeriahkan tradisi tersebut. Hadir pula DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kaupaten serta Kepala Desa sekitar yang turut hadir dalam tradisi terebut.